Sabtu, 14 Januari 2012

Komplikasi Ibu Hamil Trimester I

KEHAMILAN EKTOPIK

1.   Pengertian
Kehamilan ektopik : adalah kehamilan dengan hasil konsepsi berimplantasi di luar endomenteum rahim. Istilah lain ectopic pregnancy, ectopic gestation eccecysis.
Kehamilan ektopik terganggu : adalah kehamilan ektopik yang terganggu, terjadi abortus atau peah, Ruptur.

Kehamilan Heterotopik :
Adalah kehamilan intra uterin yang terjadi dalam waktu berdekatan dengan kehamilan ektopik
Kehamilan ektopik kombinasi : adalah kehamilan intra uterin yang terjadi pada waktu bersamaan dengan kehamilan ekstrauterin
Kehamilan ektopik rangkap : adalah kehamilan intra uterin dengan kehailan ekstra uterin yang lebih dulu terjadi tapi janin mati dan menjadi litopedion.

2.   Klasifikasi
a.   Kehamilan Tuba
Kehamilan tuba akan terganggu pada umur 6-10 minggu. Nasib konsepsi bisa terjadi :
1)   Mati dan diterobsi
2)   Terjadi abortus (65%)
Hasil konsepsi dan perdarahan bia keluar ke arah carum uteri dan keluar pervaginam atau ke arah carum abdominal, bertumpuk di belakang rahim yang disebut hematuma retrouterina atau disebut masa pelvis.
3)   Terjadi Ruptur tuba (35%)
-        Terjadi perdarahan yang banyak, maka hasil konsepsi bisa terjadi :
-        Mati berkumpul bersama darah diretrouterina
-        Bila janin agak besar dan mati terjadi litopedion dalam rongga perut.
-      Bila janin diselubungi kantong amnion dan plasenta utuh kemungkinan tumbuh terus dalam rongga perut sampai aterm.
Kehamilan Intramuralis (interstisial) (2%)
Karena dinding tebal dapat menahan kehamilan sampai 4 bulan atau lebih bila becah terjadi perdarahan banyak dan janin kedalam rongga perut.
Kehamilan Isthmus (25%)
karena dinding tipis, sehingga hanya sampai 2-3 bulan sudah pecah.
Kehamilan ampula (55%) dan Fibria (17%)
dapat terjadi abortus dan riptur, hanya 1 – 2 bulan bertahan, dan nasib konsepsi sama seperti di atas.

b.   Kehamilan Ovarial
perdarahan pada ovarium bukan saja karena pecahnya kehamilan ovarial tapi juga oleh riptur kista korpus luteum, torsi, dan endomentrosis gejala sama dengan kehamilan tuba
stux membagi kehamilan ovarial menjadi ;
- intra folikular (nidasi pada folikel)
- superfisial (implantasi pada permukaan ovarium)
- interstisial (pada pars interstisial ovarium)

c.   Kehamilan Abdominal
Primer yaitu : implantasi terjadi sesudah dibuahi, langsung pada peritoneum atau kavum abdominal.
Sekunder yaitu : bila embrio masih hidup dari tempat primer, misalkan kehamilan tuba yang riptur dan tumbuh lagi dalam rongga perut.
Kehamilan abdominal bisa mencapai aterm dan anak hidup, atau mati sebelum cukup bulan dan terjadi degenerasi, masetasi, infiltrasi lemak, lithopedion, atau menjadi fokus papyraceus.
Terapi :     Serentak diagnosa ditegakkan sedini mungkin dilakukan taparatomi anak dikeluarkan tali pusat di potong sependek mungkin, plasenta dibiarkan dalam rongga perut untuk mencegah perdarahan, biasanya uri akan diresorbsi dalam waktu beberapa bulan.

d.   Kehamilan Servikal
    Kehamilan dimana nidasi terjadi pada kanalis servikalis, biasanya hanya 3-4 bulan sudah terganggu, dan terjadi perdarahan. Pervaginam yang hebat sehingga untuk terapinya perlu dilakukan total histerektomi.

e.   Kehamilan Heterotropik
Suatu kehamilan kembar yang berlainan tempat
Etiologi bisa terjadi dari pembuahan :
-        Dua ovum, bulan ini dan bulan depan
-        Satu ovarium keluar  aovum
-        Satu kali ovulasi keluar serentak 2 ovum dari ovarium kanan dan kiri
Etiologi Kehamilan Ektopik Terganggu
Faktor Uterus        :
-        Tumor rahim yang menekan tuba
-        Satu ovarium keluar 2 ovum
-        Satu kali ovulasi keluar serentak 2 ovum dari ovarium kanan dan kiri
Faktor tuba :
-        Penyempitan lumen tuba
-        Tuba sempit, panjang, dan berlekuk-lekuk
-        Gangguan fungsi rambut getar (silia) tuba
-        Operasi dan sterilitas yang tidak sempurna
-        Endomentriosis tuba
-        Struktur tuba
-        Divertikel tuba dan kelainan kongenital lainnya
-        Perlekatan peritubal dan lekukan tuba
-        Tumor yang menekan tuba
-        Lumen kembar dan sempit
Faktor ovum
-        Migrasi ekstema dan intema dari ovum
-        Perlekatan membrana granulosa
-        Rapid cell devision

3.   Perubahan pada Uteris
Hormon kehamilan akan memberi reaksi pada uteris seperti kehamilan biasa, maka tetap ditemui uterus membesar dan melunak, suplai darah bertambah dan terbentuk desidua, bila hasil konsepsi mati, desidua terjadi degenerasi, terkelupas, berdarah, dan keluar pervaginam yang disebut DESIDUA CAST, bila gejala lain tidak ada, sering disangka keguguran bahkan ditakutkan curettage

4.   Diagnosa dan gejala klinik kehamilan ektopik terganggu
a.       Anamnesa, keluhan seperti pada kehamilan biasa
b.   Pada abortus tuba, keluhan tidak berat hanya sakit perut dan perdarahan pervaginam, dapat dikacaukan dengan abortus biasa.
c.       Perasaan nyeri perut secara tiba-tiba disertai muntah dan bisa pingsan
d.   Tanda akut abdomen : nyeri tekan yang hebat, muntah, gelisah, anemis, pucat, nadi kecil dan halus, tensi rendah atau tak teratur (syok).
e.       Nyeri bahu karena perangsangan diafragma
f.       Tanda cullen
g.      Periksa dalam terdaftar
-        Nyeri ayun (menggerakkan porsio dan servik ibu akan kesakitan)
-        Douglas crise (nyeri yang hebat pada penekanan carum douglasi)
-        Adanya masa pelvis.
h.      Pervaginam adanya desidual cast
i.        Palpasi dan perkusi perut, adanya tanda perdarahan intra abdominal (shifting dullness)
j.        Pada pemeriksaan laborat Hb seri tiap satu jam adanya penurunan Hb dan leukositosis.
k.      Kuldosentesis (Douglas Fungsi) positif.
l.        Dengan diagnostik laparaskopik
m.    Dengan cara utrasonografi

1.      Diagnosa Banding
a.       Abortus biasa
b.      Salpingitis akut
c.       Apendisitis akut
d.      Ruptur corpus luteum
e.       Torsi kista ovarium
f.       Moima sun mukosa yang perpelintir
g.      Retrofleksi uteri grafida inkarserata
h.      Ruptur pebuluh darah mesentrium

2.      Penanganan
a.      Tersangka KET harus rawat inap untuk penanggulangannya
b.      Bila pasien syok perbaiki KU dengan infus Dektro 5% atau NaCl  dan rujuk rumah sakit.
Di rumah sakit :
-        Diagnosa jelas, KU lumayan, dilakukan laparatomi
-        Sisas darah dibersihkan sedapat mungkin, untuk mempercepat kesembuhan.
-        Memberi antibiotika dan anti inflamasi yang cukup.

3.      Komplikasi yang mungkin terjadi :
-        perdarahan berulang
-        infeksi
-        sub ileus karena masa pelvis
-        sterilitas

4.      Prognosis
Bila diagnosa cepat dikerjakan umumnya baik, apalagi penyediaan darah dan fasilitas operasi serta narkosanya.

DAFTAR PUSTAKA


1.      http://www.tabloid.naikta.com/ahli.php

2.      Mochtar, Rustam (1998) Sinopsis Obstetri.EGC. Jakarta.

3.      Manuaba, Ida Bagus Gde (1998) Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. EGC. Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar