KEHAMILAN EKTOPIK
1. Pengertian
Kehamilan ektopik : adalah kehamilan dengan hasil konsepsi
berimplantasi di luar endomenteum rahim. Istilah lain ectopic pregnancy,
ectopic gestation eccecysis.
Kehamilan ektopik terganggu : adalah kehamilan ektopik yang
terganggu, terjadi abortus atau peah, Ruptur.
Kehamilan Heterotopik :
Adalah kehamilan intra uterin yang terjadi dalam waktu
berdekatan dengan kehamilan ektopik
Kehamilan ektopik kombinasi : adalah kehamilan intra uterin
yang terjadi pada waktu bersamaan dengan kehamilan ekstrauterin
Kehamilan ektopik rangkap : adalah kehamilan intra uterin
dengan kehailan ekstra uterin yang lebih dulu terjadi tapi janin mati dan
menjadi litopedion.
2. Klasifikasi
a. Kehamilan Tuba
Kehamilan tuba akan terganggu pada umur 6-10
minggu. Nasib konsepsi bisa terjadi :
1) Mati dan
diterobsi
2) Terjadi
abortus (65%)
Hasil konsepsi dan perdarahan bia keluar ke arah
carum uteri dan keluar pervaginam atau ke arah carum abdominal, bertumpuk di
belakang rahim yang disebut hematuma retrouterina atau disebut masa pelvis.
3) Terjadi Ruptur
tuba (35%)
-
Terjadi perdarahan yang banyak, maka hasil
konsepsi bisa terjadi :
-
Mati berkumpul bersama darah diretrouterina
-
Bila janin agak besar dan mati terjadi
litopedion dalam rongga perut.
- Bila janin diselubungi kantong amnion dan
plasenta utuh kemungkinan tumbuh terus dalam rongga perut sampai aterm.
Kehamilan Intramuralis (interstisial) (2%)
Karena dinding tebal dapat menahan kehamilan sampai
4 bulan atau lebih bila becah terjadi perdarahan banyak dan janin kedalam
rongga perut.
Kehamilan Isthmus (25%)
karena dinding tipis, sehingga hanya sampai 2-3
bulan sudah pecah.
Kehamilan ampula (55%) dan Fibria (17%)
dapat terjadi abortus dan riptur, hanya 1 – 2 bulan
bertahan, dan nasib konsepsi sama seperti di atas.
b. Kehamilan Ovarial
perdarahan pada ovarium bukan
saja karena pecahnya kehamilan ovarial tapi juga oleh riptur kista korpus
luteum, torsi, dan endomentrosis gejala sama dengan kehamilan tuba
stux membagi kehamilan ovarial
menjadi ;
- intra folikular (nidasi pada
folikel)
- superfisial (implantasi pada
permukaan ovarium)
- interstisial (pada pars
interstisial ovarium)
c. Kehamilan Abdominal
Primer yaitu : implantasi terjadi sesudah dibuahi,
langsung pada peritoneum atau kavum abdominal.
Sekunder yaitu : bila embrio masih hidup dari tempat
primer, misalkan kehamilan tuba yang riptur dan tumbuh lagi dalam rongga perut.
Kehamilan abdominal bisa mencapai aterm dan anak
hidup, atau mati sebelum cukup bulan dan terjadi degenerasi, masetasi,
infiltrasi lemak, lithopedion, atau menjadi fokus papyraceus.
Terapi : Serentak diagnosa
ditegakkan sedini mungkin dilakukan taparatomi anak dikeluarkan tali pusat di
potong sependek mungkin, plasenta dibiarkan dalam rongga perut untuk mencegah
perdarahan, biasanya uri akan diresorbsi dalam waktu beberapa bulan.
d. Kehamilan Servikal
Kehamilan dimana nidasi terjadi
pada kanalis servikalis, biasanya hanya 3-4 bulan sudah terganggu, dan terjadi
perdarahan. Pervaginam yang hebat sehingga untuk terapinya perlu dilakukan
total histerektomi.
e. Kehamilan Heterotropik
Suatu kehamilan kembar yang
berlainan tempat
Etiologi bisa terjadi dari
pembuahan :
-
Dua ovum, bulan ini dan bulan depan
-
Satu ovarium keluar aovum
-
Satu kali ovulasi keluar serentak 2 ovum dari
ovarium kanan dan kiri
Etiologi Kehamilan Ektopik Terganggu
Faktor Uterus :
-
Tumor rahim yang menekan tuba
-
Satu ovarium keluar 2 ovum
-
Satu kali ovulasi keluar serentak 2 ovum dari
ovarium kanan dan kiri
Faktor tuba :
-
Penyempitan lumen tuba
-
Tuba sempit, panjang, dan berlekuk-lekuk
-
Gangguan fungsi rambut getar (silia) tuba
-
Operasi dan sterilitas yang tidak sempurna
-
Endomentriosis tuba
-
Struktur tuba
-
Divertikel tuba dan kelainan kongenital lainnya
-
Perlekatan peritubal dan lekukan tuba
-
Tumor yang menekan tuba
-
Lumen kembar dan sempit
Faktor ovum
-
Migrasi ekstema dan intema dari ovum
-
Perlekatan membrana granulosa
-
Rapid cell devision
3. Perubahan pada
Uteris
Hormon kehamilan akan memberi reaksi pada uteris seperti
kehamilan biasa, maka tetap ditemui uterus membesar dan melunak, suplai darah
bertambah dan terbentuk desidua, bila hasil konsepsi mati, desidua terjadi
degenerasi, terkelupas, berdarah, dan keluar pervaginam yang disebut DESIDUA
CAST, bila gejala lain tidak ada, sering disangka keguguran bahkan ditakutkan
curettage
4. Diagnosa dan
gejala klinik kehamilan ektopik terganggu
a.
Anamnesa, keluhan seperti pada kehamilan biasa
b. Pada abortus tuba, keluhan tidak berat hanya sakit
perut dan perdarahan pervaginam, dapat dikacaukan dengan abortus biasa.
c.
Perasaan nyeri perut secara tiba-tiba disertai muntah
dan bisa pingsan
d. Tanda akut abdomen : nyeri tekan yang hebat, muntah,
gelisah, anemis, pucat, nadi kecil dan halus, tensi rendah atau tak teratur
(syok).
e.
Nyeri bahu karena perangsangan diafragma
f.
Tanda cullen
g.
Periksa dalam terdaftar
-
Nyeri ayun (menggerakkan porsio dan servik ibu
akan kesakitan)
-
Douglas crise
(nyeri yang hebat pada penekanan carum douglasi)
-
Adanya masa pelvis.
h.
Pervaginam adanya desidual cast
i.
Palpasi dan perkusi perut, adanya tanda perdarahan
intra abdominal (shifting dullness)
j.
Pada pemeriksaan laborat Hb seri tiap satu jam adanya
penurunan Hb dan leukositosis.
k.
Kuldosentesis (Douglas Fungsi) positif.
l.
Dengan diagnostik laparaskopik
m.
Dengan cara utrasonografi
1.
Diagnosa Banding
a.
Abortus biasa
b.
Salpingitis akut
c.
Apendisitis akut
d.
Ruptur corpus luteum
e.
Torsi kista ovarium
f.
Moima sun mukosa yang perpelintir
g.
Retrofleksi uteri grafida inkarserata
h.
Ruptur pebuluh darah mesentrium
2.
Penanganan
a. Tersangka KET harus rawat inap untuk penanggulangannya
b.
Bila pasien syok perbaiki KU dengan infus Dektro 5%
atau NaCl dan rujuk rumah sakit.
Di rumah sakit :
-
Diagnosa jelas, KU lumayan, dilakukan laparatomi
-
Sisas darah dibersihkan sedapat mungkin, untuk
mempercepat kesembuhan.
-
Memberi antibiotika dan anti inflamasi yang
cukup.
3.
Komplikasi yang mungkin terjadi :
-
perdarahan berulang
-
infeksi
-
sub ileus karena masa pelvis
-
sterilitas
4.
Prognosis
Bila diagnosa cepat dikerjakan umumnya baik, apalagi
penyediaan darah dan fasilitas operasi serta narkosanya.
DAFTAR PUSTAKA
1.
http://www.tabloid.naikta.com/ahli.php
2.
Mochtar, Rustam (1998) Sinopsis Obstetri.EGC. Jakarta.
3.
Manuaba, Ida Bagus Gde (1998) Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk
Pendidikan Bidan. EGC. Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar